Orang yang Suka Ke Toko Buku Lebih Bahagia Dari Pada yang TIdak ?


Beruntunglah bagi kamu yang memiliki pasangan yang suka membaca. Karena selingkuhannya bukanlah manusia tetapi buku. -Yogi-


Entah tiba-tiba kepikiran kata-kata seperti itu kita berbicara tentang buku dan pasangan hidup. Buku bagi sebagian manusia bukan hanya kumpulan kertas tetapi juga menjadi teman hidup. Bung Hatta, salah satu pendiri bangsa ini menjadikan bukunya sebagai teman hidup saat berada di Penjara Boven Digoel yang terkenal dengan sarang malaria dan sepi, tempat penyiksaan bagi para pejuang kemerdekaan yang membangkang terhadap kolonial Belanda.

Aku rela di penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas -Bung Hatta-




Ketertarikan Bung Hatta terhadap buku, menjadikan toko buku sebagai tempat hiburan. Seperti ketika tinggal di Belanda, di kota Rotterdam ada toko buku yang sering ia kunjungi yaitu toko buku De Westerboekhandel di area Nieuwe Binnenweg. Bung Hatta lebih mencintai buku darii pada barang-barang mewah yang biasanya dipunya oleh para pemimpin bangsa. Sepatu Bally yang menjadi sepatu impian Bung Hatta, tak pernah ia punya. Mungkin, jika seluruh buku-bukunya ia jual, sepatu itu akan ia punya.


Toko Buku Bagi Saya


Toko buku bagi saya adalah tempat hiburan dan tempat liburan di kota Jakarta tercinta ini. Jika sedang penat dan tak punya inspirasi ketika mengerjakan sesuatu, saya pergi ke toko buku. Melihat cover buku-buku baru, membuka lembaran demi lembaran bagian buku yang memang sengaja di buku oleh toko buku. Kemudian jika memang tidak punya uang (anggaran) membeli buku, saya pulang dengan senyuman dan bahagia.

Bahagianya melihat buku di toko buku (foto pribadi)


Sesimpel itu sebenarnya jika ingin mencari tempat hiburan dan liburan bagi saya. Entah ini kelainan atau tidak. Tapi ternyata ada studi tahun 2013 dari Emory University, membandingkan hasil scan otak antara orang yang hobi membaca dan yang tidak. Sebelum scan otak dilakukan, para partisipan diminta untuk membaca literatur klasik. Hasilnya ternyata terdapat perbedaan yang signifikan. Orang yang membaca menunjukkan aktivitas otak yang lebih giat di sejumlah area otak mereka. 

Orang yang membaca terutama karya fiksi akan mencoba masuk ke dalam peristiwa dan membayangkan apa yang terjadi. Sehingga ketika membaca terbawa emosinya dan muncul rasa empati. 

Di tahun 2015, Center of Studies of Roma Tre University melakukan penelitian, lebih bahagia mana orang yang membaca buku dengan yang tidak? Penelitian dilakukan di Roma, Italia untuk umur 14 tahun keatas. Dan ternyata hasilnya juga senada dengan riset Emory University, bahwa orang yang membaca lebih bahagia dibandingkan dengan yang tidak membaca.


orang yang membaca buku lebih bahagia


Jujur, sebelum menulis ini saya baru mencari-cari tentang hasil studi apakah membaca buku itu membuat orang lebih bahagia. Ternyata iya. Dan apakah orang yang pergi ke toko buku itu membuat orang lebih bahagia? Kalau sesuai dengan tujuan saya untuk melihat-lihat buku, maka masih berhubungan dan boleh dikatakan, orang yang yang pergi ke toko buku membuat dirinya lebih bahagia. Maka tidak salah jika saya menjadikan toko buku sebagai tempat hiburan dan tempat liburan saya di kota Jakarta tercinta ini. 

Kalau kamu bagaimana, apakah kamu merasakan bahagia setelah berkunjung ke toko buku? Apakah lebih bahagia?



Komentar

  1. Kami rutin ke toko buku. Soalnya anak2 nyari komik Conan juga setiap bulan hahahah

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha, mantaps. Pasti anaknya jadi senang deh..

      Hapus
  2. iya saya lebih bahagia menghabiskan waktu di toko buku daripada di kafe
    emosi negatf lebih berkurang

    apalagi kalau ada diskonan hehe

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus

Posting Komentar