Di dunia digital seperti
sekarang ini, berbisnis tak seperti dahulu lagi. Jika dahulu kita butuh pergi
ke mall atau pasar untuk membeli pakaian, makanan, dan lain-lain. Sekarang,
tinggal menggunakan satu alat bernama smartphone,
semua hal tersebut sudah tersedia.
Nah beruntung, di hari
Senin (21/8) saya berkesempatan mengikuti konferensi yang diadakan Indonesia X
yang bertemakan Digital Marketting from Trend to Necessity. Yuk simak apa yang
saya dapat pelajari di konferensi tersebut.
Usaha Pemerintah Membangun Infrastruktur Jaringan
Digital
Pemerintah Indonesia
melalui Kemenkominfo merespon perkembangan dunia digital dengan rencana membangun
berbagai infrastuktur. Dirjen Aplikasi Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan menjelaskan
bahwa pemerintah akan membangun 36.000 jaringan fiber optic di seluruh
Indonesia. Kemudian proyek Palapa Ring ditargetkan akan selesai pada tahun 2019.
Fasilitas tersebut dibangun untuk mendukung berbagai kebutuhan masyarakat dalam
akses jaringan komunikasi dan internet.
Saya sebagai pendengar
konferensi saat itu, manggut-manggut. Ketika infrastrukur jaringan
internet dan komunikasi terbangun dengan baik, maka dari Sabang sampai Merauke
walaupun berpisah-pisah pulau, akan terhubung satu sama lainnya. Hal positif
yang bisa didapat dari segi ekonomi yaitu, berbagai usaha kecil dan menengah (UKM)
di berbagai pelosok Indonesia bisa berkembang dengan fasilitas komunikasi dan
internet yang memadai.
Pak Semuel menjelaskan bahwa ada 7 hal kunci di E-Commerce Industri yang menjadi perhatian
pemerintah saat ini selain infrastruktur yaitu, pendidikan dan sumber daya
manusia, logistik, pendanaan, pajak, perlindungan konsumen dan keamanan cyber. Berbagai
kebijakan dan program sedang digodok pemerintah terkait tujuh hal tersebut. Beberapa
program yang sedang berjalan untuk membantu perkembangan UKM yaitu Membentuk
1000 Start Ups, Farmers & Fisherman Go Digital, dan SMEs Go Digital.
Pentingnya Advokasi dalam Digital Marketing
“Marketing tanpa enterpreneurship itu, punya SIM tapi gak bisa
mengendarai mobil masuk ke gang-gang. Enterpreneurship tanpa marketing itu,
bisa nyetir tapi gak punya SIM.” Seperti itu kurang lebih pernyataan dari
Pak Hermawan.
Marketing memang bagaikan
surat izin sebelum barang kita bisa dibeli. Kita harus mempunyai tanda atau
brand sebuah bisnis yang dikenal orang. Tugas para marketer untuk mengenalkan dan
memsarkan sebuah brand.
Ada 4 hal yang mesti
dibangun dalam memasarkan sebuah bisnis. Pertama adalah membangun awareness. Kita harus membuat orang tahu
produk kita. Kedua adalah attitude.
Hal ini dapat dicptakan lewat awareness.
Ketiga adalah act. Orang membeli
produk kita. Dan keempat adalah act again.
Namun sekarang, menurut
Pak Hermawan 4 hal tersebut belum cukup. Orang tidak akan membeli begitu saja
sebelum yakin produk itu bagus atau tidak. Oleh karena itu, Ia menciptakan
rumus 5 A yaitu aware, appeal, ask, act
dan advocate. Orang harus tahu produk
kita. Tertarik dengan produk kita. Bertanya tentang produk kita. Membeli produk
kita. Kemudian mempromosikan produk kita.
Kita bisa lihat contoh
hal tersebut ketika berbelanja di berbagai marketplace
seperti Lazada, Tokopedia, Bukalapak, Blibli, dan lain-lain. Banyak dari kita
yang bertanya mengenai kualitas produk sebelum membeli. Kemudian kita juga
sering melihat kolom komentar orang yang telah membeli produk tersebut. Jika
banyak memberikan komentar puas, hal itu bisa mempengaruhi kita untuk membeli
atau tidak membeli barang tersebut. Proses advocate
melalui kolom komentar ini memberikan peran penting dalam berbisnis di dunia
digital.
![]() |
Pak Hermawan Kertajaya di Konferensi Indonesia X (21/8/2017) -Foto: Yogi Setiawan- |
Memahami Perilaku Manusia di Dunia Digital
Budianto Andreas Nawawi, pengajar
The Art of Selling di Indonesia X,
menjelaskan bahwa perilaku manusia itu perlu dipelajari. Termasuk berbagai
aktifitas manusia di dunia digital. Hal tersebut dapat membantu kita dalam
menjual sebuah produk.
Contoh, bagi generasi
yang sekarang aktif bekerja, mereka biasanya aktif di dunia digital pada 3
waktu. Pertama, jam pagi sebelum berangkat kerja. Kedua, saat jam makan siang.
Ketiga, setelah pulang kerja. Jika target konsumen kita adalah mereka, maka
tiga waktu ini adalah waktu yang baik untuk mempromosikan produk kita.
Berbeda dengan generasi Z
(generasi yang lahir mulai tahun 1995) yang sebagian besar saat ini masih
sekolah. Mereka tidak mempunyai jam online tertentu. Mereka bisa aktif dalam 24
jam, kecuali saat tidur. Generasi Z ini adalah makhluk yang tidak bisa jauh
dari yang namanya smartphone dan akses internet.
Generasi tersebut juga ingin menunjukkan keeksisan
dirinya melalui media sosial. Pergi ke berbagai tempat yang menurut mereka
menarik, kemudian membagikan di sosial media. Atau mencoba berbagai produk,
kemudian memberikan komentar tentang produk tersebut. Generasi ini juga suka
berkumpul baik sesuai kesamaan hobi ataupun minat mereka. Oleh karena itu
sekarang banyak komunitas-komunitas mulai terbentuk.
Komunitas ini memberikan
peran penting dalam sebuah jaringan bisnis. Jika dahulu dalam mengembangkan
bisnis kita mengenal istilah Triple Helix
yaitu Goverment, Academic, and Industry. Sekarang sudah beralih ke Quardable Helix. Komunitas menjadi salah
satu rantai bisnis yang memiliki peran penting.
Jika kita memperhatikan
media sosial dengan seksama. Kita dapat melihat berbagai brand yang bekerjasama
dengan komunitas untuk mempromosikan produknya. Generasi Z memang lebih
menyukai promosi produk melalui komunitas ataupun endorsement perorangan dibandingkan
dengan promosi secara hard selling.
![]() |
Para pembicara konferensi Indonesia X (21/8/2017) Foto: Yogi Setiawan. |
Pemanfaatan Facebook dalam Digital Marketing
Facebook merupakan media
sosial terlama yang masih bertahan hingga saat ini. Sebelum facebook ada MSN,
Yahoo Messenger, Friendster, dkk yang sekarang sudah tidak terdeteksi
keberadaannya. Bertahannya facebook karena mereka mengikuti perkembangan minat
para netizen dalam menggunakan media sosial. Video,
dan Facebook Live merupakan pengembangan yang dilakukan oleh Facebook.
Mau tau bagaimana
caranya, memanfaatkan Facebook dalam Digital Marketing. Nanti ya, dipostingan
berikutnya akan saya share. Karena
hal tersebut cukup teknis dan akan jadi sangat panjang jika di bagikan di
postingan ini.
Tentang Indonesia X
![]() |
Penandatanganan MOU antara Indonesia X dan Marketer untuk kerjasama dalam kursus online di Indonesia X. -Foto: Yogi Setiawan- |
Indonesia X merupakan organisasi
non-profit yang menawarkan platform belajar online secara massive. Siapa saja
boleh ikutan dan gratis. Namun jika kita ingin mendapatkan sertifikat dari
pembelajaran yang kita ikuti, maka kita harus membayar.
Lucy Mangoendipoero
Pandjaitan selaku Presiden Direktur dan CEO Indonesia X menjelaskan bahwa adanya
Indonesia X bertujuan untuk mengurangi disparitas pendidikan di Indonesia.
Siapa saja boleh belajar.
Ia juga menjelaskan bahwa
Indonesia X memberikan mutu pendidikan yang bagus namun lebih mendasar. Sedikit
berbeda dengan kursus online yang dibuat Hardvard University yang lebih
ditujukan untuk orang yang berpendidikan lebih tinggi (advance).
Pengajar di Indonesia X
berasal dari dosen perguruan tinggi terbaik yang ada di Indonesia. Selain itu
ada pula praktisi dan manajemen eksekutif di berbagai perusahaan ternama, baik
di dalam maupun luar negeri.
Saya juga telah mendaftar
dua kursus yaitu Sustainable Development yang diinstrukturi oleh Prof.
(Emeritus) Dr. Emil Salim dan Effective Marketing in Digital Era
yang akan di instrukturi oleh Pak Hermawan Kertajaya, Pak Iwan Setiawan, dan
lain-lain. Nah bagi teman-teman yang
ingin ikutan kursus di Indonesia X bisa langsung buka saja di indonesiax.co.id
ya.
Dua kursus yang akan saya ikuti di Indonesia X |
Tajam bgt ulasannya mas.. Wah sudah daftar kursus di IndonesiaX ya.. Saya jadi tertarik untuk daftar juga..
BalasHapusMakasih mba sudah berkunjung. Ayo ikut kursusnya, mumpung gratis. :)
HapusWah beneran nih mas Yogi udah ikutan kursusnya? Hehe ada tesnya kan ya? Wah makin pintar aja donk pak guru biologi ini hehehe... ulasannya bagus banget mas �� zaman sekarang internet memang sudah kewajiban deh, ga bisa ga. Daftar sekolah aja udah online.Masyarakat di pelosok desa mesti melek internet dan teknologi nih.
BalasHapusiya udah daftar. Yang kursus sustainable development baru dimulai hari ini mba Nurul Sufitri.
HapusYang pak Emil Salim aku sudah pernah ikut. Lumayan bagus tapi masih dasar banget. Yang Pak Hermawan penasaran nih moga-moga sama bagusnya dengan materi pak Andreas dan pak Renald.
BalasHapusKalau aye baru mulai hari ini yang Pak Emil Salim. Kalo yang Pak Hermawan baru mulai nanti, bulan Oktober.
Hapus