Review Film: Filosofi Kopi 2

Film Filosofi Kopi 2 masih berbicara tentang bagaimana melanjutkan bisnis Filosofi Kopi. Setelah mencoba berjualan dengan berkeliling Indonesia menggunakan Kombi, Ben dan Jody akhirnya memutuskan kembali ke Jakarta, membuka kedai Filosofi Kopi. Lagi.


Namun usaha untuk membangun kedai, tidaklah mudah. Selain harus memutuskan mencari barista baru karena Aga, Aldi dan Nana mengundurkan diri. Mereka juga harus mencari dana untuk merealisasikan rencana mereka.

Hingga akhirnya mereka dipertemukan dengan seorang investor cantik bernama Tarra (Luna Maya) dan barista geek yang juga cantik bernama Brie (Nadine Alexandra). 

Pertemuan ini memberikan cerita baru, yang membawa Ben dan Jody terlibat dengan berbagai macam konflik, hingga persahabatan mereka menjadi pertaruhan.

My Review

Sebelum memberikan komentar tentang film ini, saya mau flashback dulu ke film Filosofi Kopi yang pertama. Ada kata-kata yang masih saya ingat.
Selama ada yang namanya kopi, orang-orang dapat menemukan dirinya sendiri.

-Ben, Filosofi Kopi-
Kata memberikan sebuah nyawa. Itulah kekuatan Filofosofi Kopi. Saat Ben memberikan minuman kepada para pembelinya, Ia selalu mengatakan - Setiap kopi mempunyai filosofinya masing-masing- .
Perfecto -sukses adalah wujud kesempurnaan hidup-

Tubruk -kenali lebih dalam dan terpukaulah oleh lugunya sebuah pesona-

Cappuccino -keseimbangan dan keindahan adalah syarat mutlak keberhasilan-

Tiwus - walau tak ada yang sempurna, hidup ini indah begini adanya-

Macchiato -sendirian atau berdampingan, hidup sepatutnya tetap penuh arti-

Nah lalu apa kekuatan kata-kata yang ada di Filosofi Kopi 2? Ada dong. Lihat foto ini.

yogi filosofi kopi
Sebelum nonton Filosofi Kopi, foto dulu bareng para pemainnya, walau hanya berbentuk poster.

Udah ketemu kata-katanya apa? Kata itu diucapkan Ben. "Ada satu filosofi yang gak pernah ditulis, tapi selalu ada disetiap cangkir yang ada di kedai ini. Setiap hal yang punya rasa, selalu pula nyawa."

Mulai Komentar

Antara Konflik dan Lagu

Film ini menampilkan lebih banyak konflik dari pada sekuel yang pertama. Konfilk dimulai ketika Aga, Aldi dan Nana mundur dari filosofi kopi.

Kemudian hadirnya tokoh baru yaitu Tara dan Brie meningkatkan grafik konflik dalam cerita. Ada rahasia baru yang terungkap melalui kehadiran para tokoh baru. Selain itu ada pula kejutan yang tak terprediksi oleh pikiran saya.

Namun yang saya suka bukan ketika konflik itu terus menanjak, tetapi saat konflik itu mulai menurun dan berdendang sebuah lagu. Lagu yang sepertinya pernah saya dengar. Lagu dari Banda Neira berjudul Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti.

Penempatan lagu yang menurut saya sangat pas. Mata saya sempat terpejam saat mendengarkan lagu tersebut. Menikmati setiap nada dan lirik sambil meresapi berbagai konflik di Filosofi Kopi 2 yang makin lama makin terurai.
yang patah tumbuh yang hilang bergantiyang hancur lebur akan terobatiyang sia-sia akan jadi maknayang terus berulang suatu saat nantiyang pernah jatuh kan berdiri lagiyang patah tumbuh yang hilang berganti

(Potongan lirik Yang Patah Tumbuh Yang Hilang Berganti)
Ada lagu lain yang juga saya suka. Ternyata itu lagu dari Fourtwnty yang digawangi oleh Ari Lesmana, Nuwi, dan Roots. Lagu dengan judul Zona Nyaman terdengar saat Ben dan Jody akan memutuskan untuk kembali ke Jakarta.

Fungsi lagu tersebut di film ini menurut saya bukan hanya meningkatkan suhu dari sebuah film, membuat film menjadi lebih dramatis, atau mampu membawa emosi penonton, tetapi juga menjadi pengingat diri.

Ya, jika dipikir selama ini saya berada di Zona Nyaman. Seperti halnya Ben dan Jody yang memberikan kopi terbaik dengan berkeliling Indonesia. Pergi kemana-mana tapi seperti tak ada ujungnya. Disitu-situ aja. Gitu-gitu aja. Yah maap jadi curhat deh. hehehe

Keluarlah dari zona nyaman. Bergeraklah dari zona nyaman. Bekerja bersama hati, kita ini insan bukan seekor sapi. -Fourtwnty-

Film ini juga diisi dengan soundtrack beberapa penyanyi dan band seperti Maliq & D'Essential, Side Pony, Glenn Fredly, Monita, Is Payung Teduh, Gilbert Pohan, dan spesial dari Ben & Jody.

pemain
Para pemeran utama di Filosofi Kopi 2

Soal Akting

Chicco dan Rio jangan ditanya soal aktingnya. Mereka berdua telah menjiwai peran di Filosofi Kopi ini. Ben dengan karakter yang idealis dan tempramen serta Joddy yang perhitungan dan suka mengalah.

Luna Maya, sebenarnya sebelum nonton film ini saya agak sedikit bertanya-tanya, kenapa Ia dipilih. Ternyata pengalaman memang tak bisa bohong.

Nadine Alexandra, saya belum pernah melihat aktingnya di beberapa film yang pernah Ia perankan. Namun setelah melihatnya, saya jadi tertarik, walaupun sepertinya bisa sedikit lebih greget. Kak Nadine, aku mau dong dibuatin kopi. :)

Selain itu kehadiran Ernest Prakasa, Tio Pakusadewo, Melissa Karim dan Joko Anwar, walaupun sebentar, memberikan warna di film ini.

Sedikit catatan: ada beberapa produk sponsor yang harusnya bisa lebih pas jika itu masuk pada karakter tokoh atau adegan yang lain.

Secara keseluruhan saya menikmati film ini walaupun dengan konflik yang lebih kompleks. Kalau saya boleh memberi nilai, saya akan kasih 8 bintang dari 10 bintang (8/10) untuk Filkop 2.



Hal Menarik Lain Tentang Filosofi Kopi 

Selain dari segi cerita yang makin kompleks. Film ini juga memiliki sisi menarik lain yaitu

  1. Film Filosofi Kopi 2, Shooting di Beberapa Kota
    Film Filosofi Kopi 2 ini mengambil gambar di beberapa tempat seperti di Bali, Lampung, Toraja, Makassar, Jakarta dan Yogyakarta.

  2. Kedai Filosofi Kopi
    Kedai Filosofi Kopi ternyata bukan hanya ada di film saja, tetapi ada wujudnya secara fisik. Kamu bisa berkunjung ke Kedai Filosofi Kopi yang ada di Melawai, Jakarta dan yang baru ada di Jogja.
    Jadi inget film Harry Potter yang juga ada tempat aslinya secara fisik yang bisa dikunjungi.

  3. Web Series Filosofi Kopi
    Selama Ramadhan sampai lebaran kemarin ada web series Filosofi Kopi. Filmnya ada 5 episode. Saya udah nonton semua episodenya. Bagi yang mau nonton Filosofi Kopi 2, bisa nonton web seriesnya dulu di Youtube.
    Baca juga: Tontonan Web Series Selama Ramadhan

  4. Sandiwara Radio Filosofi KopiKata Om Saya, Sandiwara Radio pernah jaya-jayanya di tahun 80-90-an. Walaupun sekarang sudah tak sejaya dulu, pembuatan sandiwara radio, turut diapresiasi.
    Saya pernah mendengar sandiwara radio pada bulan Ramadhan yang saya tak ingat Ramadhan tahun kapan, mungkin 3-5 tahun lalu.  Mendengarkan Sandiwara Radio itu asiknya kita bisa mengimajinasikan tokoh sesuai kemauan kita sendiri.Nah bagaimana dengan sandiwara radio filosofi kopi? Saya belum dengerin, padahal untuk di Jakarta udah mulai dari tanggal 3 Juli 2017. Namun bagi kamu yang di Jambi, Ambon, Lampung, Palangkaraya, Bengkulu, Kupang, Lombok, Pekanbaru, Palu dan Binjai baru mulai tanggal 10 Juli 2017. Detailnya bisa cek medsos filkop.
screening
Setelah menonton Filosofi Kopi yang pertama, saya tertarik untuk menonton Filosofi Kopi yang kedua. Beruntung, saya mendapatkan kesempatan untuk ikutan screening film Filosofi Kopi 2 (5/7) di Plaza Indonesia.
Kata-kata ajib yang saya ingat dari film Filosofi Kopi 2:
Ben, kau itu dengan Jody bagai biji kanan dan biji kiri. Memang ada yang lebih tinggi, tapi masih dalam satu habitat.

Kopi itu bukan untuk diminum, tapi untuk dinikmati.

Saya merawat kopi seperti merawat anak sendiri.

Buat saya bikin kopi itu meditasi bukan matematika.

Kenapa harus kopi? Ngambil pertanian kan gak harus kopi? Cinta kayaknya.

Ada satu lagi:

Bapak pernah bilang, ada hal yang lebih penting dari pada menyeduh kopi untuk orang lain.

Mau tau jawabannya apa?

Tonton filmnya aja ya nanti tanggal 13 Juli di bioskop kesayangan kamu. Yuk dukung film-film Indonesia!

Data Film

Sutradara : Angga Dwimas Sasongko
Penulis Skenario : Jenny Jusuf, Irfan Ramly, Angga Dwimas Sasongko
Produser : Anggia Kharisma, Chicco Jerikho, Rio Dewanto
Co Produser : Handoko Hendroyono, Ajeng Parameswari, Nurita Anandia, Ridla An-Nuur.
Cast : Chicco Jerikho, Rio Dewanto, Luna Maya, Nadine Alexandra, Ernest Prakasa, Tio Pakusadewo, Joko Anwar, Whani Darmawan, Aufa Dien Assagaf, Muhammad Aga, Westny Dj, Melissa Karim.

Instagram : @filkopmovie
Twitter : @filkopmovie
Fanpage : @filkopmovie

Ini Gak Penting, Tapi Boleh Disimak

l

Ada apa dengan foto di atas? Tidak ada yang salah memang dengan huruf L ataupun nomor dibawahnya.

Foto tersebut adalah penunjuk tempat duduk di bioskop. Saya mendapatkan kursi L-16, atau dua kursi terdepan.

Ada beberapa keuntungan dan kekurangan nonton film di depan.

Kekurangannya, kita harus rela kepala dongak ke atas selama film berlangsung.

Keuntungannya, kalau saat screening ataupun gala premier, kita bisa lebih dekat untuk mengambil gambar para pemain film.

Ya saya bersyukur aja mau duduk dimanapun, karena setiap kursi punya filosofinya masing-masing -widiw ketularan Ben.

Kalau kamu baca tulisan ini sampai habis, terima kasih banyak ya. Jangan lupa tinggalkan komen dan follow blog ini -hahaha promosi.

sebelum dimulai
Para pemain Filosofi Kopi 2 menyambut para penonton sebelum screening dimulai. Sayang cahayanya kurang, jadi dapat gambarnya kayak gini

Komentar

  1. Aq jg mw dibuatin kopi ya Kak Nadine...

    BalasHapus
  2. Wah, yang pertama saja saya belum pernah nonton hehehe. Tapi kok sepertinya menarik, ya. Coba deh nanti saya tonton dulu yang pertama :D

    BalasHapus
  3. iya coba tonton yang pertama dulu, biar nanti pas nonton yang kedua bisa nyambung.

    Terima kasih sudah berkunjung Yovie.

    BalasHapus
  4. Filmnya menarik ya mas Yogi? :)

    BalasHapus
  5. Saya malah belum.nonton web series mereka. Jadi penasaran

    BalasHapus

Posting Komentar