Workbook untuk Anak Bangsa


Buku adalah jendela dunia. Guru SD saya sering berkata seperti itu. Kalimat tersebut menjadi penyemangat bagi kita untuk membaca. Bung Hatta, Bapak Pendiri Bangsa yang juga pecinta buku pernah berkata, “Aku rela dipenjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” Hingga kepulangannya kuliah dari Belanda, Ia membawa  16 peti besi yang berisi buku. Butuh waktu tiga hari untuk menyusun buku-buku itu semua. Dan sebenarnya itu belum semua buku, masih banyak yang di tinggal di Belanda.


Saat Bung Hatta diasingkan ke Banda Neira dan Boven Digul, ia juga membawa buku-bukunya. Buku bukan hanya sekedar bahan bacaan, tetapi juga menjadi teman. Itulah kehebatan buku. Walaupun kita hidup di daerah terpencil, tetapi jika ada buku, maka kita akan bisa melihat dunia luar dan tak merasa kesepian.

Buku dan Pendidikan

Buku menjadi kebutuhan yang tak terpisahkan dalam dunia pendidikan. Walaupun sekarang sudah zaman digital, buku masih menjadi bahan bacaan yang penting. Namun hingga saat ini ketersediaan buku untuk meningkatkan kualitas pendidikan belum tersebar merata. Daerah-daerah pelosok masih kesulitan mendapatkan akses bahan bacaan seperti buku.

Dua bulan lalu (21/3) Astragraphia sebagai perusahaan yang bergerak dibidang teknologi percetakan berinisiatif untuk membantu pendidikan Indonesia dengan launching Workbook. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan konten yang berbobot dan interaktif, sehingga anak Indonesia usia 5 hingga 7 tahun bisa memperoleh pengetahuan yang lebih luas lagi. Program ini merupakan kerjasama antara Astragraphia dengan SOS Children’s Villages Indonesia. Rencananya program ini akan berlangsung hingga 3 tahun kedepan dan dapat menjangkau lebih dari 10.000 anak-anak yang membutuhkan di Indonesia.

Tahap awal tahun 2017, Astragraphia telah mencetak 3500 buku untuk anak-anak di daerah Meulaboh, Medan dan Maumere. Buku tersebut telah disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik anak-anak Indonesia. Untuk pendistribusian buku bagi anak-anak dan pelatihan tenaga pengajar akan dilakukan oleh SOS Children’s Villages Indonesia selama 3 tahun, mulai dari tahun 2017-2019 di wilayah Jakarta, Bandung, Medan, Aceh, Maumere, Semarang, Jogja dan Bali.

Dari kegiatan pendistribusian buku dan pelatihan tenaga pengajar nantinya akan ada feedback untuk mengembangkan konten yang ada di dalam workbook. Jadi untuk konten workbook tidak menutupkemungkinan akan dilakukan improvement, tergantung masukan dari pengguna dan pengajar yang mengimplementasikan di lapangan.

Alfian Pranoto, Direktur PT Astra Graphia Tbk mengatakan, “Kegiatan CSR Astragraphia yang kami lakukan sesuai dengan Public Contribution Roadmap yang termasuk salah satu dari 4 pilar CSR Astra yaitu dalam Pengembangan Sosial dan Masyarakat Bidang Pendidikan. Disini kami memahami bahwa setiap anak mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda, dengan menggandeng mitra yang bertaraf internasional dalam hal ini SOS Children Village Indonesia yang fokus dalam bidang pengembangan anak, kami percaya melalui metode alat-alat pembelajaran yang diberikan dapat bermanfaat bagi pengembangan anak-anak Indonesia.”

Gregor Hadi Nitihardjo, National Director SOS Children’s Villages Indonesia mengapresiasi inisiatif sosial yang dilakukan Astragraphia dan Fuji Xerox.  Ia mengatakan, “Di tengah perkembangan ICT yang sangat dinamis, anak-anak Indonesia yang belum mampu menjangkau pendidikan melalui teknologi tersebut, diharapkan tetap bisa mengakses konten pendidikan yang positif dan aman melalui program workbook yang dijalankan ini.”

Program-program CSR seperti ini menurut saya sangat baik dan butuh lebih banyak lagi perusahaan-perusahaan lain melakukannya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Karena masih banyak anak-anak yang membutuhkan buku yang menarik untuk meningkatkan pengetahuan mereka.

Salam Semangat, Yuk Membaca!

Komentar